Renungan Segala Bangsa

Renungan Segala Bangsa
Waktu Adalah Kesempatan

Labels

Blog Archive

Cerdik Seperti Ular - Tulus Seperti Merpati

Share it:

Dunia yang kita tempati bukanlah dunia yang jujur,setia dan tulus. Artinya nilai-nilai itu tidak banyak kita temui saat ini. Tuhan mengutus kita untuk menjadi domba dengan menggunakan kecerdikan ular dilandasi ketulusan merpati dengan talenta yang telah diberikan kepada kita.

Bahan renungan: Matius 10:16-33.
  • "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. - (Matius 10:16).
Cerdik seperti ular, tulus seperti merpati. Shalom,

Tuhan Yesus berfirman kepada murid-murid-Nya dalam Matius 10:16 “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.”


Sebuah dalil yang sangat ambigu, saling bertolak belakang. Kita tahu bahwa ular dan merpati adalah dua makhluk ciptaan Tuhan yang sangat berbeda karakter. Ular kita kenal sebagai makhluk yang sangat licik dalam kasus adam dan hawa. Sedangkan merpati sering digambarkan sebagai perwujudan roh kudus yang turun ketika Yesus dibaptis di Sungai Yordan.

Lalu apa maksud Tuhan memberikan firman tersebut? Mari kita ulas satu per satu kata dari firman tersebut, agar kita dapat menarik kesimpulan dan mengerti maksud firman Tuhan tersebut.

Pertama, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala.

Aku mengutus kamu, artinya Tuhan mengutus kita, bukan atas pilihan kita tetapi karena kehendak-Nya. Sama seperti seorang atasan yang mengutus bawahannya untuk melakukan sesuatu, kemauan atasan yang harus dilaksanakan oleh bawahan. Kita sebagai hamba Tuhan sudah semestinya menerima dan menjalankan perintah Tuhan.

Seperti domba. Firman ini memakai perumpaan domba. Kita tahu bahwa domba identik dengan hewan putih berbulu yang sangat polos, bersih, jujur. Ya kita sering mendengar istilah “Kita adalah domba dan Yesus adalah sang Gembala”. Tuhan ingin kita sebagai anak-anaknya memiliki jiwa yang kudus, tulus.

Ke tengah-tengah serigala. Serigala, identik dengan binatang buas yang sangat kuat dan licik. Bisa kita bayangkan seekor domba di tengah sarang serigala? Tentu domba akan menjadi santapan yang sangat lezat bagi kawanan serigala. Dunia yang kita tempati saat ini, tak jauh bedanya dengan sarang serigala. Terlalu banyak kemunafikan, kebohongan, tipu muslihat dan “topeng” yang bertebaran di mana-mana.

Kedua, Sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.

Sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular. Apakah Tuhan ingin kita seperti ular? Tentu saja tidak. Cerdik berarti memiliki banyak akal, tahu dan bijaksana dalam menempatkan diri, tidak mudah ditipu. Cerdik dalam artian bagaimana cara kita dapat bertahan hidup di dunia yang fana dan serba banyak kebohongan ini. Contoh sederhana, jika saat ini kita memiliki pekerjaan, sebaiknya kita cerdik untuk bekerja dengan giat, kreatif, inovatif, jujur, sehingga perusahaan menjadi maju karena mempekerjakan kita. Itu yang dinamakan cerdik, sesuatu yang positif dan tentu saja tidak merugikan orang lain akan tetapi bisa membawa nilai-nilai positif bagi orang lain. Bukan berarti kita menghalalkan segala cara untuk melakukan suatu atau banyak hal. Kita sebagai anak-anak Allah masing-masing diberikan talenta untuk dikembangkan dengan cerdik, tentu sesuai dengan perintah Tuhan.

Tulus seperti merpati. Kita tahu bahwa burung merpati sering dilambangkan sebagai bentuk kesetiaan dan ketulusan. Tulus dan setia, itu yang Tuhan inginkan didalam hidup kita. Tuluslah dalam menggunakan talentamu dalam menjalani hidup, lakukanlah segala sesuatu seperti engkau melakukannya untuk Tuhan, dan selalu setialah berada di jalan Tuhan, setia menjaga kekudusan.

Jadi dari firman di atas dapat kita simpulkan bahwa, Bapa kita di Surga mengutus kita ke tengah-tengah dunia yang penuh kelicikan, kebohonda, cobaan, untuk dapat terus memuliakan nama-Nya, dengan cara menggunakan dan mengembangkan talenta yang telah Tuhan berikan kepada kita, dengan tetap berusaha menjaga kekudusan hati kita. Hal ini dikarenakan Tuhan melihat hati kita, bukan fisik kita.


Hidup di dunia menggunakan konsep: "Cerdik Seperti Ular - Tulus Seperti Merpati."

Salam kasih dan persahabatan. Tetap semangat dan mengasihi sesama manusia apapun keyakinannya. Tuhan Yesus pasti memberkati. Amin.


Share it:

Renungan

Post A Comment:

0 comments: