Renungan Segala Bangsa

Renungan Segala Bangsa
Waktu Adalah Kesempatan

Labels

Blog Archive

Menjadi Diri Sendiri - Just Be Yourself

Share it:

Banyak orang yang ingin dirinya menjadi seperti orang lain, lalu berusaha menjadi fotokopi dari orang tersebut. Tuhan tidak menginginkan kita menjadi tiruan orang lain. Kita berbeda dan unik. Anak kembarpun mungkin hampir serupa tetapi berbeda dalam beberapa atau banyak hal. Tuhan membentuk kita dalam rahim ibu kita dengan keunikan tersendiri.
  • Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. - (Roma 12:6).
Mesin fotokopi atau scanner digunakan untuk menggandakan isi dari lembaran dokumen, entah teks, gambar, atau keduanya. Setelah dokumen asli di-print menggunakan printer hasilnya bisa diperbanyak. Sebagus-bagusnya mesin fotocopy atau scanner bisa dipastikan hasilnya berbeda dengan aslinya.


Bahan bacaan:
Roma 12:6,
Maz 139:13-14,
Yak 5:17-18,
I Timotius 4:1-16,
Efesus 2:10,
Amsal 14:8.

Menjadi diri sendiri. Shalom,

Dalam hidup ini kita mungkin pernah mengidolakan seseorang dikarenakan kepiawaian orang itu didalam suatu atau banyak hal. Kita mungkin mencoba mengikuti atau menyamai orang itu dalam melakukan aktivitasnya.

Banyak orang yang ingin dirinya menjadi seperti orang lain, lalu berusaha menjadi fotokopi dari orang tersebut. Tuhan tidak menginginkan kita menjadi tiruan orang lain. Kita berbeda dan unik. Anak kembarpun mungkin hampir serupa tetapi berbeda dalam beberapa atau banyak hal. Tuhan membentuk kita dalam rahim ibu kita dengan keunikan tersendiri.

Pemazmur mengatakan:
  • Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. - (Maz 139:13-14).
Demikian juga Paulus berkata,
  • “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya,” - (Efesus 2:10).
Jadi, kita adalah produk asli dari Allah dalam Kristus dan bukan fotokopi dari yang lain. Oleh karena itu, kita harus menjadi seperti diri kita di hadapan Tuhan. Dikarenakan didalam diri kita mengandung talenta masing-masing yang berasal dari Tuhan:
  • Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. - (Roma 12:6).
Menyadari bagaimana sebenarnya diri kita sangatlah penting. Kita harus mengerti dan mengenal diri kita sendiri, apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan kita. Pemahaman akan diri kita sendiri dengan baik akan bisa membuat kita lebih bahagia, dimana kita akan bisa menerima diri kita apa adanya, bersyukur, dan lebih menyadari bahwa sebenarnya banyak sekali kelebihan dalam kehidupan kita yang kita terima dari-Nya.
  • "Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya." - (Amsal 14:8).
Begitu banyak orang yang selalu melihat ke dalam diri orang lain, menilai, mengkritik, dsb, tetapi mereka tidak memahami dirinya sendiri. Banyak yang tidak bisa menerima kondisi dirinya yang mengakibatkan mereka menjadi frustasi dan selalu berusaha menjadi seperti orang lain. Ketika kita hanya membandingkan diri kita dengan orang lain, kita tidak pernah bisa melihat ke dalam diri kita sendiri. Apalagi bila kita selalu membandingkan kelebihan orang lain dengan apa yang tidak kita miliki, kita tidak akan pernah merasa cukup. Yang ada hanyalah mengeluh dan tidak menyadari bahwa sebenarnya kita sudah memiliki banyak kelebihan lain yang telah Tuhan anugerahkan untuk kita.


Coba perhatikan tiga hal berikut ini :
  1. Terlalu banyak mengkritik [melihat kekurangan] orang lain maka kita tidak akan punya waktu untuk mencintai orang lain tersebut.
  2. Terlalu banyak mengkritik [melihat kekurangan] diri sendiri membuat kita tidak bisa melihat kelebihan yang telah Tuhan berikan kepada diri kita.
  3. Jangan suka membandingkan apalagi membandingkan berkat atau talenta yang Tuhan berikan kepada masing-masing dari kita.
Benar tidak-nya tiga hal diatas coba kita refleksikan didalam pikiran kita masing-masing.

Kita boleh kagum dengan orang-orang hebat dan berhasil juga dapat bergaul dengan mereka, tetapi harus memakai "sepatu" atau "baju" kita yakni hal-hal yang dianugerahkan dan dikaruniakan Tuhan kepada kita.

Kita sebaiknya yakin akan talenta / kemampuan yang Tuhan berikan kepada kita. Begitu banyak peluang terbuang dan begitu banyak keluhan mengenai ketidakmampuan. Saya terlalu kecil untuk pekerjaan itu, saya kurang menguasai bidang itu, saya tidak berani menghadapi orang banyak, tempat itu terlalu jauh untuk dicapai, dan seterusnya. Padahal, berkat Tuhan bisa jadi ada disana atau bidang pelayanan kita justru ada disitu. Sementara di sisi lain, banyak orang mengatakan bahwa dia tidak punya peluang atau kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan.

Ada orang yang luar biasa dalam menjual, tapi bingung ketika dihadapkan pada proses produksi. Ada orang yang menguasai komputer dan seluk beluknya, tapi tidak bisa memasak. Keahlian itu bisa dipelajari, pertanyaannya bukan bisa atau tidak tetapi mau atau tidak mau.

Tuhan menciptakan begitu banyak karakter dan kemampuan yang berbeda pada setiap orang, supaya anak-anak-Nya bisa memuliakan Tuhan dan menjadi terang dunia di bidang masing-masing. Pada saat kita menyerahkan seluruh hidup kita pada Tuhan, disaat itu pula rancangan-rancangan Tuhan yang sungguh luar biasa telah Dia sediakan bagi kita semuanya. Sayangnya, dengan segala ketakutan kita, kegelisahan kita, dan ketidakpercayaan diri, kita sering mengukur diri kita terlalu rendah. Betapa sering kita terbelenggu oleh kebodohan dengan tidak yakin akan kemampuan sendiri. Akibatnya, berbagai berkat Tuhan pun berlalu sia-sia didepan mata.

Alkitab penuh dengan kisah orang-orang yang memiliki berbagai kekurangan dan kelemahan. Tetapi iman mereka akan Allah dan kemampuan yang mereka miliki, telah membantu mereka melakukan hal-hal besar yang menuntun mereka pada sukses dan keberhasilan dalam pelayanan.
  • "Elia adalah manusia biasa sama seperti kita dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun ... " - (Yak 5:17-18)
  • Kita harus menjadi diri sendiri di hadapan Allah lewat keteladanan kita dalam segala tindak tanduk kita. Dan untuk menjadi teladan, kita harus tekun membaca kitab suci, agar kita tidak lalai mempergunakan karunia kita. Kita harus hidup di dalam rencana Allah dengan penuh antusias, agar kemajuan kita nyata kepada semua orang. (I Timotius 4:1-16).
Kepatuhan dan keintiman kita dengan Tuhan akan membawa kita mengerti apa yang Dia inginkan buat hidup kita. Kitapun akan tahu untuk apa kita hidup di dunia ini, apa tujuan kita, dan dimana kita bisa berbuah. Percayalah, tidak ada anak Tuhan yang diciptakan tanpa peluang. Dan percayalah, Tuhan tahu siapa kita dan sampai dimana batas kemampuan kita. Mintalah Tuhan untuk membukakan semua pintu-pintu peluang, serahkan sepenuhnya dan percayalah pada Tuhan.


Kita tidak perlu menilai diri terlalu rendah, menganggap kita tidak sanggup, karena jika sebuah pekerjaan itu merupakan rancangan Tuhan dalam hidup kita, Dia akan selalu ada bersama kita.

Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!

Salam kasih dan persahabatan. Tetap semangat dan mengasihi sesama manusia apapun keyakinannya. Tuhan Yesus pasti memberkati. Amin.


Share it:

Renungan

Post A Comment:

0 comments: