Bahan renungan: Efesus 5:22-33.
Shalom,
Janji pernikahan Kristen adalah sebuah ritual yang sangat ditunggu-tunggu oleh pasangan mempelai. Bagi penganut agama Kristen, tata cara dalam pelaksanaan pernikahan berbeda dengan agama lain. Setiap agama memiliki aturan sendiri dalam sebuah acara penting, tidak terkecuali untuk pernikahan. Pernikahan adalah hal yang paling ditunggu dan didambakan oleh setiap orang. Untuk yang belum pernah menikah pasti akan menunggu kapan datangnya hari istimewa tersebut. Sedangkan untuk yang sudah mengalami, hari pernikahan tersebut merupakan hari yang tidak akan pernah dilupakan.
Tanggungjawab besar atas janji pernikahan Kristen
Dalam pernikahan yang dilakukan oleh pasangan mempelai, agama Kristen mengharuskan untuk melakukan janji pernikahan yang dilakukan oleh kedua mempelai. Baik mempelai laki-laki ataupun mempelai perempuan. Janji pernikahan Kristen tersebut berisi janji untuk menjadi suami atau istri yang dilakukan secara resmi. Pernikahan ini tentu saja terjadi karena rencana Allah dan berdasarkan cinta dan juga kasih sayang. Janji tersebut dibuat atas keinginan kedua mempelai dan juga akan dipegang teguh sampai mati. Janji pernikahan tersebut dapat dilakukan dengan cepat, tetapi janji tersebut harus dipertanggungjawabkan seumur hidup.
Janji suci pernikahan Kristen tidak bisa diucapkan secara sembarangan. Janji ini memang dapat diucapkan dengan proses singkat, tetapi membutuhkan pertanggungjawaban yang serius sampai akhir hayat. Tanggung jawab tersebut harus dijunjung dan juga ditaati oleh kedua mempelai sampai akhir hidup mereka. Janji tersebut mengungkapkan kesetiaan dalam rasa suka dan duka yang akan dilalui bersama dengan penuh cinta dan kasih sayang. Janji pernikahan Kristen ini dibuat agar kelak pada saat memasuki usia pernikahan yang cukup lama dan mendapat masalah dapat teratasi dengan baik. Janji ini juga merupakan doa untuk kehidupan baru pasangan mempelai.
Janji ini tidak hanya diucapkan melalui bibir pasangan mempelai dan disaksikan oleh pendeta dan juga jemaat, melainkan juga dilakukan di hadapan Tuhan. Kalimat janji pernikahan Kristen yang dilakukan lewat ibadah pernikahan ini tentu saja harus dipertanggungjawabkan. Dalam rumah tangga, berselisih paham dan mengalami perbedaan pendapat merupakan hal yang biasa terjadi. Jika salah mengambil keputusan maka akan beresiko tinggi yang dapat mengakibatkan perceraian. Tetapi dengan mengingat janji pernikahan Kristen yang telah diucapkan saat acara pernikahan, janji tersebut harus dijunjung tinggi dalam keadaan tersebut. Masalah yang dialami harus dicari jalan keluarnya dengan kepala dingin.
Perbedaan pendapat memang sering terjadi dan menjadi hal yang dapat mengakibatkan keributan besar. Ucapan janji pernikahan Kristen serta cincin pernikahan dapat dijadikan renungan. Dimana cincin pernikahan yang tidak memiliki ujung tersebut harus diikuti agar cinta dan kasih sayang kedua mempelai juga sama seperti itu. Sebelum menentukan pilihan untuk menikah dan mengucapkan janji pernikahan Kristen, pastikan bahwa kekurangan dan kelebihan pasangan Anda dapat Anda terima dengan baik. Konsep pengertian menerima pasangan apa adanya ini juga dikembalikan kepada masing-masing individu untuk mau mengkoreksi dirinya sendiri sehingga mengalami perubahan yang benar dan pastinya lebih baik.
Proses sebelum terjadi pernikahan itu memang tidak mudah. Proses berkenalan kemudian dilanjutkan dengan proses pacaran dan akhirnya setelah dirasakan cukup segala macam persiapan sebelum pernikahan, maka prosesi agung itu bisa dilaksanakan. Semua proses ini seharusnya dilandasi oleh firman Tuhan. Tidak semua pernikahan bisa berjalan lancar, akan tetapi yang namanya kebahagiaan pernikahan itu biasanya harus melalui suatu proses kesukaran terlebih dahulu.
Bagi yang belum menikah, rencanakan dahulu kriteria seperti apa yang saudara/i inginkan, pekerjaan, dsb. Jangan melihat pasangan dari segi fisik saja. Penghasilan bisa dicari asal ada kerjasama (faktor penting = kerjasama) dari kedua belah pihak. Bagi yang saat ini mengalami permasalahan, ada kalanya kita harus melihat kebelakang apa saja yang menjadi kekurangan kita, jangan melihat kekurangan pasangan terlebih dahulu, carilah kekurangan diri kita sendiri sebelum menyalahkan pasangan. Dan bagi yang terpaksa berpisah ditengah jalan hanya ada dua kemungkinan yaitu menjadi 'single fighter' seumur hidup atau berusaha membangun kembali dengan semangat yang baru dan benar.
Pernikahan sejatinya itu sejatinya harus berlandaskan firman Tuhan dan melibatkan tuntunan Tuhan dari mulai berkenalan sampai menuju jenjang pernihahan. Apa yang belum terjadi sebaiknya kita mempersiapkan diri, dan apa yang sudah terjadi sebaiknya menjadi pengalaman untuk melakukan hal yang lebih benar didalam pernikahan. Lebih baik terlambat untuk memperbaiki daripada tidak melakukan sama sekali.
"Prosesi menikah tidak harus mewah atau dipaksakan mewah tergantung kapasitan keuangan dan tidak harus malu yang penting bisa berbahagia. Kebahagiaan itu berganda. Ketika suami memusatkan upayanya untuk membahagiakan istrinya sebelum kebahagiaan pribadinya Dan Istri, pada waktu yang sama berupaya untuk memprioritaskan kebahagiaan suaminya diatas kebahagiaan dirinya" - Paulus & Linda Rahardjo -
Catatan tambahan :
Didalam pernikahan tidak ada konsep perhitungan untung rugi. Ini berbahaya … sangat sangat berbahaya sekali. Artinya senang dan sedih harus ditanggung bersama. Meskipun penghasilan istri lebih besar bisa saja menutupi pengeluaran dikarenakan penghasilan suami lebih kecil. Kalau sampai ada hitung-hitungan untung dan rugi itu sudah pasti ada yang tidak beres dari salah satu individu atau keduanya. Faktor usia tidak mempengaruhi kedewasaan seseorang akan tetapi Firman Tuhan Yesus adalah obat paling mujarab diseluruh dunia (dijamin 100 % manjur) untuk mengubah seseorang menjadi benar dan pastinya lebih baik.
Doa :
Tuhan Yesus kami meminta ampunan atas kesalahan-kesalahan kami dimasa lalu. Sebagian dari kami belum punya pasangan, sebagian lagi masih proses pacaran, sebagaian akan melangsungkan pernikahan, sebagian sedang diambang perceraian dan sebagian lagi mungkin sudah bercerai. Kami serahkan kepadaMu atas semua hal yang akan terjadi dikemudian hari. Maksud keinginan kami adalah untuk bisa mengalami apa yang namanya hidup harmonis dan bahagia didalam berumah tangga. Kami tahu bahwa untuk mendapatkan kehidupan yang harmonis dan bahagi kami harus mengalami pahit getir didalam berumah tangga. Untuk itu apapun yang terjadi kami akan selalu minta kekuatan, penyertaan, kebijaksanaan hanya dari Tuhan Yesus saja. Amin.
- (25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (33) Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya. - (Efesus 5:25,33).
Post A Comment:
0 comments: