Renungan Segala Bangsa

Renungan Segala Bangsa
Waktu Adalah Kesempatan

Labels

Blog Archive

Kemalasan Dan Akibatnya

Share it:

Waktu yang kita punyai tidaklah banyak. Waktu sifatnya tidak kompromi, artinya selalu berjalan dan meninggalkan kita seandainya kita masih bermalas-malasan saja. Kesuksesan bukan berarti masalah materi akan tetapi lebih bagaimana kita bisa menjalani hidup ini dengan sukacita dan semangat dari Tuhan Yesus. Dapat memberikan dampak positif bagi orang-orang disekitar kita.

"Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya." - (Amsal 26:14).


Bahan renungan: Amsal 6:9-11; 21:25; 26:13-16.

Shallom,

Kesuksesan senantiasa hinggap dalam diri orang yang mau bekerja keras. Orang-orang hebat yang ada di dunia ini adalah tipe orang yang rajin dan pekerja keras. Kesuksesan yang diraihnya adalah akibat dari ketekunan dan hasil perjuangan yang tidak mengenal lelah, bukan datang 'seperti durian runtuh', tetapi melalui proses yang panjang. Tidak ada dalam kamus hidupnya berpangku tangan sepanjang hari. Contohnya adalah seorang atlit, ia tidak akan mampu meraih prestasi yang tinggi tanpa ada kedisiplinan atau latihan yang keras. Beda halnya bila orang itu malas dan tidak mau bekerja keras, sudah bisa dipastikan semua yang diimpikan atau cita-citakan mustahil terwujud, tetapi angan-angan belaka, ibarat 'menegakkan benang basah'. Jadi "Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja." - (Amsal 21:25).

Tuhan sangat tidak suka terhadap orang-orang Kristen yang bermalas-malasan dan atau tidak mau bekerja, karena "Bapaku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." (Yohanes 5:17). Malas adalah sahabat kemiskinan dan kekurangan; kemalasan juga akan menjauhkan kita dari berkat-berkat Tuhan. bagaimana kita bisa menikmati dan meraih janji Tuhan bila kita sendiri malas untuk melayani Tuhan, malas berdoa, malas baca Alkitab? Seorang pemalas biasanya suka sekali menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakan pada waktu itu; suka meremehkan tugas dan sangat lamban dalam menyelesaikan apa saja yang dipercayakan kepadanya. Bila kita menangkap gejala-gejala demikian, kita harus segera berbenah diri supaya tidak berlarut-larut dan menjadi kebiasaan hidup.

Penulis Amsal juga sangat geram melihat orang malas sehingga dengan keras menegur,
  • "Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata." (Amsal 6:9-11).
Seorang pemalas enggan untuk membajak dan bekerja, akibatnya ia pun tidak akan menuai apa-apa ketika musim tuai itu tiba.

Mari kita belajar besama-sama untuk menjadi lebih bijaksana didalam menjalani kehidupan ini terutama menggunakan waktu sebaik mungkin.


Salam kasih dan persahabatan. Tetap semangat dan mengasihi sesama manusia apapun keyakinannya. Tuhan Yesus memberkati. Amin.


Share it:

Renungan

Post A Comment:

0 comments: